Test Footer 2

Taman Nasional Bantimurung, Sulawesi Selatan

Taman Nasional Bantimurung.
Satu jam perjalanan dari Makassar, ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, Taman Bantimurung, sebuah taman yang naturalis Inggris yang terkenal Albert Russell Wallace digambarkan sebagai "surga di bumi".
Sebuah adegan langka di tampilkan baru-baru ini di Bantimurung: pemandu wisata dari Jawa yang tinggal di Makassar, Sulawesi Selatan, menjelaskan, dalam bahasa Prancis, poin-poin penting dari taman untuk sekelompok pengunjung dari Polandia.
Itulah cara 'internasional' Bantimurung, terletak di Kabupaten Maros, sekitar 40 kilometer dari Makassar, Sulawesi Selatan,
Kekuatan gambaran Bantimurung telah benar-benar berada di tempat untuk beberapa waktu sekarang. Kupu-kupu indah yang datang dalam warna dan bentuk yang berbeda dan berkeliaran di sekitar habitat membuat tertarik naturalis Inggris yang terkenal Albert Russell Wallace untuk mengunjungi tempat lebih dari satu abad yang lalu.
Wallace dikatakan telah menghabiskan beberapa saat-saat paling berkesan dalam hidupnya di Bantimurung, yang digambarkan sebagai "surga di bumi".
Ceritanya Dia yang tinggal lama di sana mendorong banyak arkeolog dan Lepidopterists untuk mengunjungi dan mengamati kupu-kupu yang berkeliaran bebas didesa.
Di antara kupu-kupu Wallace berhasil ditangkap adalah jenis Papilo Androcles,salah satu spesies paling langka dan terbesar karena memiliki ekor seperti burung layang-layang.
"Di sini, buttterflies sering terlihat mengibarkan sayap mereka di udara seolah-olah untuk menyambut pengunjung," kata pemandu, menambahkan "tapi dulu ada lebih banyak"
Bantimurung pernah memang habitat sekitar 250 jenis kupu-kupu, tetapi penelitian yang dilakukan baru-baru ini ditemukan hanya 100 tahun kebelakang.
"Saat ini jaranguntuk melihat mereka terbang bebas di dalam kawanan," eksodus turis dari mancanegara terutama turis-turis jepang yang secara tidak langsung mempengaruhi perubahan alam sekitar.
Sebuah museum di sana menampilkan ribuan kupu-kupu kering di kotak kaca kecil.
Puluhan anak-anak diluar mesuem menawarkan barang yang sama sebagai oleh-oleh dengan harga yang luar biasa rendah.
Ribuan orang mengunjungi taman pada akhir pekan karena menawarkan hijau dan ketenangan, air terjun megah dan gua-gua.
Air terjun ini sekitar 20 meter dan lebar sekitar 15 meter, yang memungkinkan air untuk mengalir pada kecepatan yang nyaman bagi pengunjung untuk mandi di mode alami.
Air terjun ini terletak di lembah bukit kapur yang curam, penuh dengan vegetasi tropis yang subur, menjadikannya sebagai habitat yang ideal bagi kupu-kupu dan burung.
Di sisi kiri air terjun tangga beton yang mengarah ke Gua Mimpi (Gua Mimpi) dan Gua Batu (Gua Batu).
Gua-gua inj ditemukan pada tahun 1986, ketika penduduk desa datang untuk mencari pengunjung yang tersesat di dalam taman selama dua hari penuh. (Pada akhirnya orang tersebut menemukan jalan kembali.)
Dalam bahasa daerah setempat Bantimurung artinya 'menyingkirkan kesedihan', kini telah berubah menjadi sebuah resor yang didirikan orang-orang kaya untuk berakhir pekan bersama keluarga dan pasangan yang ingin melarikan diri dari kesibukan dan kepenatan di kota.
Bersih dan nyaman bungalow dengan harga yang wajar yang tersedia bagi mereka yang ingin tinggal lebih lama dan menikmati udara segar yang telah menjadi ciri khas lokasi ini.
Sebuah perdagangan dan pusat bisnis yang berkembang, Makassar dalam banyak hal metropolitan dalam pembuatan dan pada saat yang sama sebuah kota berada jauh dari selama akhir pekan.
Pejabat provinsi ini telah berhasil meyakinkan pemerintah pusat untuk menetapkan Bantimurung Taman Nasional, dan upaya kini sedang dilakukan untuk membuat Heritage Park Dunia.
Jika itu menjadi kenyataan, itu mungkin sesuatu yang sudah ada dalam pikiran Wallace lebih dari satu abad yang lalu.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Sometimes I think back about my life before and I barely remember anything. It's like I didn't live before. Once I started to travel, everything felt more intense. Every day was a new adventure. I paid attention to details. I got lost. And addicted. Addicted to this kind of lifestyle. I never wanted to go back to a daily routine. Sitting in an office and doing some job from 9 to 5 seemed like the most ridiculous thing on earth. What a waste of lifetime!

0 komentar:

Posting Komentar